Kuat, terlalu sabar, tangguh tak
pernah goyah, penyanyang, tak pernah mengeluh, selalu tersenyum, tak pernah
lelah, selalu mengalah, tak pernah merasa capek, tak pernah terlihat sedih,
selalu merasa sehat, selalu meluangkan waktu untuk kami kapanpun itu, selalu
ada di saat kami butuh dan selalu memberikan yang terbaik untuk kedua cucunya,
Itulah kakek ku.
Mungkin karena aku terlalu dekat atau
mungkin karena sewaktu kecil aku di urus beliau. Aku belum percaya jika aki tak
akan pernah aku temui lagi, aku belum percaya jika aki memang sudah tiada, aku
belum yakin jika aki sudah tenang di alam sana tapi aku yakin kalau aki udah
punya bilik megah baru di surga sana.
Ki, “neng nulis ini buat aki, neng kangen
sama aki, neng pengen ketemu aki walaupun cuma di mimpi dan cuma sebentar, neng
pengen meluk aki, neng kangen di panggil jeje. neng pengen ketemu aki,
kiiiiii”.
Aki inget gaaaak..
kapan terakhir aki manggil jeje?
Kapan terakhir kita makan bareng di depan tv? Kapan terakhir aki duduk di kursi
merah depan rumah cuma buat nunggu neng sama teteh pulang? Kapan terakhir aki
ngejemput neng pulang sekolah? Kapan terakhir aki ngejemput teteh pulang kerja
sambil bawain payung buat teteh sementara aki basah kuyup kehujanan dan setia
nunggu teteh keluar dari kampus di pos satpam? Kapan terakhir aki ngehabisin
sisa makanan neng kalo neng makan gak habis? Kapan terakhir aki belain neng
kalo neng di marahin sama ibu? Kapan terakhir aki ketiduran di depan tv kalo
lagi nemenin neng nonton? Kapan terakhir aki bilang “da aki mah gak tidur” sambil ketawa padahal emang jelas-jelas aki
ketiduran. Kapan terakhir aki gendong neng kalo neng males jalan? Kapan
terakhir aki bawa neng jalan-jalan naik sepeda ontel? Kapan kiiii kapaaaaaan?
Aki masih ingetkan?!!
Sore itu 26 November 2011, dari
kejauhan sudah terlihat di depan rumah aki duduk santai di kursi merah sambil
merokok. “jeje baru pulang?” kalimat pertama yang keluar dari mulutnya. Selalu
aki melihat dari mulai aku membuka sepatu sampai aku masuk ke dalam aki mengikutiku
dari belakang sambil bergumam.
Aku duduk di kursi panjang melepas
lelah sambil mengobrol berdua dengan beliau. Di dapur mimih sibuk memasak untuk
kami. Teteh perjalanan pulang dari Bandung.
Sore itu berbeda rasanya hangat ketika aku
dekatnya, aki berbeda tak biasanya ia mengatakan hal seperti itu dan
menasehatiku.
“jeje udah sms teteh?” aku hanya
mengangguk.
“kiiiiiii tadi neng bekel nasi ke
sekolah tapi gak habis” sambil ku buka misting pink ku.
“sana makan dulu” bentak mimih
padaku.
“biar aki abisin bekelnya” kata aki
samar-samar.
Aku hanya menoleh dan mengambil nasi.
Aki pun menggambil mistingku lalu
mengambil lauk yang sudah mimih panaskan di atas rak. Di sana tak ada meja
makan. Sambil berbincang kami menghabiskan lauk yang mimih panaskan begitu juga
dengan aki memakan sisa bekelku dengan lahap sambil terus menatapku.
“Mungkin aki rindu karena aku sudah lama tak
berkunjung kemari” kataku dalam hati.
Tak ada yang aneh tak ada firasat sedikitpun.
Sesudah makan mimih sibuk membereskan piring-piring sementara aku menonton tv
sambil berbaring di atas kasur busa, aki duduk di ruang depan sambil sesekali
menatapku. Tatapan aki selalu keluar dan lagi-lagi aki bertanya “teteh udah di
sms?” aku hanya mengangguk. Ku panggil aki lalu aku memotret beliau yang sedang
duduk di kursi depan sambil aku menertawakan beliau, entah apa yang membuat
kami tertawa begitu lepas. Aku save satu foto aki.
“Yessssssss kena” kataku.
Lagi dan lagi aki hanya tersenyum dan
tak berkata apapun.
“Tak biasanya aki sediam ini”
gumamku.
Sore itu saat adzan asar berkumandang
aki segera ke kamar mandi, tak biasanya aki mandi sesiang itu. Setelah aki
selesai mandi dan shalat asar, aku bertanya
“tumben aki mandi?” sambil tertawa mengejek.
Aki tak menjawab hanya tersenyum
simpul di depanku.
“aki mau kemana?” kataku.
Lagi-lagi aki hanya menoleh dan
tersenyum di hadapanku.
“aki mau pergi” katanya sambil meleos
ke luar.
Tak lama kemudian orang-orang di luar
rumah menjerit memanggilku. Aku bergegas keluar dan ternyata aki jatuh dan tak
sadarkan diri. Aki segera di bawa ke rumah sakit namun sayang ternyata aki
sudah pergi selamanya. Aku terpuruk masih tak percaya sebisa mungkin aku
menahan air mata namun tak bisa. Baru saja tadi aku menertawakannya karena
mandi terlalu cepat. Baru saja aki menghabiskan bekelku tadi siang. Gumamku.
“Kiiiiiiiii…. akiiiiiiiiiii” kataku
dalam hati.
this story made me sad :(
BalasHapus