Kamis, 21 November 2013

Ini kakek,ku


Kuat, terlalu sabar, tangguh tak pernah goyah, penyanyang, tak pernah mengeluh, selalu tersenyum, tak pernah lelah, selalu mengalah, tak pernah merasa capek, tak pernah terlihat sedih, selalu merasa sehat, selalu meluangkan waktu untuk kami kapanpun itu, selalu ada di saat kami butuh dan selalu memberikan yang terbaik untuk kedua cucunya, Itulah kakek ku.

 
Mungkin karena aku terlalu dekat atau mungkin karena sewaktu kecil aku di urus beliau. Aku belum percaya jika aki tak akan pernah aku temui lagi, aku belum percaya jika aki memang sudah tiada, aku belum yakin jika aki sudah tenang di alam sana tapi aku yakin kalau aki udah punya bilik megah baru di surga sana. Ki, “neng nulis ini buat aki, neng kangen sama aki, neng pengen ketemu aki walaupun cuma di mimpi dan cuma sebentar, neng pengen meluk aki, neng kangen di panggil jeje. neng pengen ketemu aki, kiiiiii”.
Aki inget gaaaak..
kapan terakhir aki manggil jeje? Kapan terakhir kita makan bareng di depan tv? Kapan terakhir aki duduk di kursi merah depan rumah cuma buat nunggu neng sama teteh pulang? Kapan terakhir aki ngejemput neng pulang sekolah? Kapan terakhir aki ngejemput teteh pulang kerja sambil bawain payung buat teteh sementara aki basah kuyup kehujanan dan setia nunggu teteh keluar dari kampus di pos satpam? Kapan terakhir aki ngehabisin sisa makanan neng kalo neng makan gak habis? Kapan terakhir aki belain neng kalo neng di marahin sama ibu? Kapan terakhir aki ketiduran di depan tv kalo lagi nemenin neng nonton? Kapan terakhir aki bilang “da aki mah gak tidur” sambil ketawa padahal emang jelas-jelas aki ketiduran. Kapan terakhir aki gendong neng kalo neng males jalan? Kapan terakhir aki bawa neng jalan-jalan naik sepeda ontel? Kapan kiiii kapaaaaaan? Aki masih ingetkan?!!
Sore itu 26 November 2011, dari kejauhan sudah terlihat di depan rumah aki duduk santai di kursi merah sambil merokok. “jeje baru pulang?” kalimat pertama yang keluar dari mulutnya. Selalu aki melihat dari mulai aku membuka sepatu sampai aku masuk ke dalam aki mengikutiku dari belakang sambil bergumam.
Aku duduk di kursi panjang melepas lelah sambil mengobrol berdua dengan beliau. Di dapur mimih sibuk memasak untuk kami. Teteh perjalanan pulang dari Bandung.
 Sore itu berbeda rasanya hangat ketika aku dekatnya, aki berbeda tak biasanya ia mengatakan hal seperti itu dan menasehatiku.
“jeje udah sms teteh?” aku hanya mengangguk.
“kiiiiiii tadi neng bekel nasi ke sekolah tapi gak habis” sambil ku buka misting pink ku.
“sana makan dulu” bentak mimih padaku.
“biar aki abisin bekelnya” kata aki samar-samar.
Aku hanya menoleh dan mengambil nasi.
Aki pun menggambil mistingku lalu mengambil lauk yang sudah mimih panaskan di atas rak. Di sana tak ada meja makan. Sambil berbincang kami menghabiskan lauk yang mimih panaskan begitu juga dengan aki memakan sisa bekelku dengan lahap sambil terus menatapku.
 “Mungkin aki rindu karena aku sudah lama tak berkunjung kemari” kataku dalam hati.
 Tak ada yang aneh tak ada firasat sedikitpun. Sesudah makan mimih sibuk membereskan piring-piring sementara aku menonton tv sambil berbaring di atas kasur busa, aki duduk di ruang depan sambil sesekali menatapku. Tatapan aki selalu keluar dan lagi-lagi aki bertanya “teteh udah di sms?” aku hanya mengangguk. Ku panggil aki lalu aku memotret beliau yang sedang duduk di kursi depan sambil aku menertawakan beliau, entah apa yang membuat kami tertawa begitu lepas. Aku save satu foto aki.
“Yessssssss kena” kataku.
Lagi dan lagi aki hanya tersenyum dan tak berkata apapun.
“Tak biasanya aki sediam ini” gumamku.
Sore itu saat adzan asar berkumandang aki segera ke kamar mandi, tak biasanya aki mandi sesiang itu. Setelah aki selesai mandi dan shalat asar, aku bertanya
 “tumben aki mandi?” sambil tertawa mengejek.
Aki tak menjawab hanya tersenyum simpul di depanku.
“aki mau kemana?” kataku.
Lagi-lagi aki hanya menoleh dan tersenyum di hadapanku.
“aki mau pergi” katanya sambil meleos ke luar.
Tak lama kemudian orang-orang di luar rumah menjerit memanggilku. Aku bergegas keluar dan ternyata aki jatuh dan tak sadarkan diri. Aki segera di bawa ke rumah sakit namun sayang ternyata aki sudah pergi selamanya. Aku terpuruk masih tak percaya sebisa mungkin aku menahan air mata namun tak bisa. Baru saja tadi aku menertawakannya karena mandi terlalu cepat. Baru saja aki menghabiskan bekelku tadi siang. Gumamku.
“Kiiiiiiiii…. akiiiiiiiiiii” kataku dalam hati.


1 komentar: